Archives

POLAHI - (G-Town Hardcore)

Sebuah band Hardcore dari Gorontalo yang terbentuk pada pertengahan tahun 2009. band ini terbentuk disaat begitu banyak band yang mengklaim sebagai band Hardcore tapi malah memainkan musik-musik industrial yang bersifat komersil, Polahi lahir dan memainkan musik Hardcore Oldschool dengan semangat D.I.Y yang mereka miliki. Nama Polahi sendiri yang berarti orang pelarian diambil dari nama suku primitif Gorontalo yang meninggalkan kesenangan duniawi dengan menetap dan bertahan hidup dipuncak gunung. Band ini terinfluens dari band-band Hardcore seperti Sick Of It All, Madball, Agnostic Front, Rykers, dsb.

"Just wanna show to the false hardcore that this is not a commercial rockshow! this is the way of life, flow in our blood, this is HARDCORE !!!"

Personil dari band ini adalah :
Nicky : growl/throat
Engga : gitar
Iswan : drum
Omy : bass

Contact Person : escapeople@gmail.com

Polahi - We Are The True (GHC)


Join Polahi FB Group
Polahi


INVITE OUR OFFICIAL WEBSITE
http://www.polahi.com

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

JANGAN ADA PERBEDAAN ANTARA KITA Part 2

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Underground dan DIY - By. Bayu Djafar

Underground dan DIY
By. Bayu Djafar

Orang-orang yang ‘baru’ hidup dan mengenal dunia underground, yang masih hijau dan meraba-raba, yang masih lugu dan sok tahu, cenderung membanggakan secara berlebihan jenis musik dan lifestyle yang dia hidup di dalamnya. Mereka yang mengaku dirinya punkers, berpakaian layaknya ‘anak punk’; Rambut mohawk, tindik telinga, hidung, tatoo, sepatu boot Dr.Martin, jaket dan celana jeans. Mereka yang mengaku dirinya hardcore berpakaian lebih sporty, celana army selutut, syal di kepala menutupi alis mata, dan asesoris lainnya. Begitupun mereka yang mengaku dirinya budak Skinhead, Metal, Grindcore, Hip-Hop, dan Ska. Banyak diantara mereka yang terlalu mengutamakan penampilan fisik dibandingkan mengedepankan attitude D.I.Y sesungguhnya.

“D.I.Y” yang merupakan singkatan dari “Do-It-Yourself” merupakan ‘etos-punk’ (punk ethic) yang mengedepankan ‘kemandirian’ dan ‘ketidak-ketergantungan’ pada sesuatu yang di luar dirinya. Etos punk DIY ini merupakan ideologi underground yang seharusnya melawan nilai dan budaya konsumerisme. Melawan kebiasaan belanja dan meminta uang pada orang lain, baik pada teman, pacar, orang tua, kakak-adik demi untuk kepentingan dirinya sendiri.

DIY-ers cenderung melakukan segala sesuatu oleh dirinya sendiri (mandiri/independent). Dia tidak tergantung pada orang lain dan cenderung mengesampingkan kebiasaan ‘membeli’ dan mengutamakan ‘memperbaiki’ apa yang dia sudah punya sebelumnya Jika sepatunya rusak, dia tidak membelinya langsung, tapi berusaha untuk memperbaikinya oleh tangannya sendiri. Begitupun ketika sepedanya rusak, dia tidak membawanya langsung ke bengkel, tapi berusaha untuk belajar memperbaikinya sendiri. Attitude seperti ini pada akhirnya memaksimalkan potensi diri sendiri dan meminimalisir ketergantungan pada dan kebiasaan merepotkan orang lain. In a way, menjadi MANDIRI, PRODUKTIF dan PROGRESIF!

Walaupun sebenarnya tidak mungkin kita sebagai makhluk sosial bisa mandiri secara penuh - Manusia selalu ‘membutuhkan’ dan ‘dibutuhkan’. Kita selalu membutuhkan sesuatu, tapi kita terkadang ingin ‘dibutuhkan’ juga oleh orang lain. Bayangkan jika kita semua berjalan sendiri-sendiri dan tidak membutuhkan satu sama lain. Bukankah kita akan menjadi orang yang individualis dan ‘AUTIS’?

Sekarang sangat sedikit komunitas underground yang memegang prinsip DIY. Lifestyle underground kini berubah menjadi komoditas yang mudah diperjual belikan. Tren style fashion punk, emo, metal, hardcore menjadi jalur pintas penjualan produk yang berasal dari industri besi, metal, fyber, kain, wax, dsb. . Banyak anak muda yang mulai meminati musik underground beramai-ramai dan berbondong-bondong membeli sepatu vans, macbeth, dan clothing yang bergengsi – yang mirip dengan yang pernah dipakai pemain band favorit mereka.

Semangat kemandirian DIY kini berubah menjadi semangat ‘ingin membeli dan menikmati dengan cepat’ – konsumeristik. Semangat ini yang kemudian merubah jati diri masyarakat menjadi lebih destruktif, eksploitatif, dan manipulatif tanpa mengetahui apa itu pergerakan UNDERGROUND sesunguhnya

Tidak sedikit teman-teman di sekitar pergaulan kita yang berani tanpa beban dan malu meminta uang pada orang tuanya yang kurang mampu untuk membeli sepatu Vans dan Macbeth yang dia inginkan. Ada juga diantara mereka yang meminjam uang pada temannya tapi selalu lupa untuk membayar utangnya kembali demi membeli t-shirt dan sweater idamannya. Lebih parahnya lagi, ia mencuri uang kas band atau organisasinya demi ongkos pacaran dan belanja dia pribadi. This is the the real fact that exist amongst us.

disini kita lupa bahwa Underground bukanlah sebuah Genre musik atau sesuatu fashion yang bisa dilihat mentahnya saja, tapi disini Underground adalah sebuah ideologi yang mempunyai semangat D.I.Y yang terdiri dari orang2 yang mandiri dan juga orang2 yang kreatif!!

Artikel Ini gw tujukan buat orang2 yang sok idealis di kota gw tercinta, dan orang2 yang sok tau soal Underground, yang cuman bisa kasih komentar tapi tidak bisa mempraktekan apa itu filosifi Underground sebenarnya!!


Cheers..Drumer From T.P!!

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

FIGHTING FINGERS - I'M NOT A FREAK (2009)

FIGHTING FINGERS - I'M NOT A FREAK
Setelah Jiro (Gitar) keluar dari Band ini, akhirnya band ini memutuskan untuk bubar. Dan ini adalah single terakhir mereka.

Download (@Indowebster)
Here

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

For You PERSIGO - Download

For You PERSIGO - Download

Download The Album
Size : 48.57MB (@Indowebster)
Here




These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

The Watawatanga - Album (Asali Lo Na'o Ode Jakarta) 2004

Genre : Melodic Punk
The Watawatanga - Album (2004)

Download The Album
Size 27 MB (@Indowebster)
Here

Sample Track
The Watawatanga - Asali Lo Na'o Ode Jakarta

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Bubble Gum - Terbebaskan

Bubble Gum - Terbebaskan
Genre : Power Pop
Download Link (Indowebster)
Here

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

JANGAN PERNAH MENJADI INDIE YANG BODOH - By : Bayu Djafar

JANGAN PERNAH MENJADI INDIE YANG BODOH
By : Bayu Djafar (The Pluck)
Seperti diketahui, Indie memang berasal dari kata Independent. Namun harus dibedakan antara independen sebagai:
(1) status artis/band atau minor label yang tidak dikuasai/dikendalikan major label
(2) independen dalam konteks indie sebagai subkultur dan genre musik

Untuk pengertian (1), sejarahnya dimulai sejak awal abad 20 dengan kemunculan minor label seperti Vocalion atau Black Patti yang kala itu berupaya mengikis dominasi major label semacam Victor, Edison, dsb. Walaupun independensi pada pola dan jaman itu tidak menjalin akar dengan pengertian (2), mereka bertendensi serupa sebagai antitesis mainstream dengan merilis musik kaum minoritas seperti blues, bluegrass, dsb. Tapi saat itu yang terjadi sekadar rivalitas antara kapital kecil melawan kapital besar dan pergerakannya tidak bersifat integral. Lalu di era 50-an mulai berkembang wacana independen untuk memerdekakan kreativitas dari intervensi kepentingan industri. Kendati demikian, kondisi yang tercipta tidak menghasilkan karakter signifikan. Bipolarisasi terhadap arus utama belum terwujud. Mereka memang berproduksi secara minor tapi iramanya masih mengacu ke pola major label juga. Walaupun bermotif kebebasan berekspresi, mereka hanya independen secara kapital dari major label namun orientasi musiknya tetap setipe major label.

Kecenderungan awam dalam menyikapi istilah indie adalah menyamaratakan semua yang independen sebagai “indie”. Dengan demikian itu hanya bertumpu ke unsur kata (independen) saja sebagai kemerdekaan secara harafiah dan tanpa batas. Ada pula yang mempertanyakan “indie” dalam kapasitasnya sebagai kebebasan mutlak. Padahal independensi dalam wacana (2) sangat berbeda dengan (1). Artinya istilah indie sesungguhnya masih merujuk ke spesifikasi tertentu. Indie akan mampu dipahami secara proporsional bila ditelusuri ke konteks historis atau wacana terjadinya pembentukan istilah itu. Namun jarang ada media yang mau menggali lebih dalam. Sehingga “indie” cenderung dikotakkan sebagai musik laris manis yang cocok bagi selera awam. Sedangkan musik indie sesungguhnya yang underrated malah diabaikan. Hal semacam itulah yang kerap menimbulkan miskonsepsi publik bahwa “indie” semata-mata pola kerja dan kemurnian idealisme. Bagaimana bila sebuah band beridealisme mainstream tapi mereka berproduksi secara swadaya? Apakah itu termasuk indie? Tentu tidak. Karena independen secara minor label atau self-released tidak menjamin artis/label itu berkarakter indie. Karena seseorang yang berjiwa mainstream pun bisa saja menghasilkan karya berkarakter mainstream tapi dikemas secara Do-It-Yourself dengan dalih kebebasan ekspresi atau budget minim.

Kasusnya seperti gaya rambut suku indian “Mohawk” yang sudah ada sebelum punk. Namun orang cenderung menggeneralisir semua gaya rambut mohawk sebagai representasi punk. Padahal tidak semua orang yang berambut mohawk menganut ideologi punk. Demikian pula halnya pada pemahaman minor label atau self-released yang disetarakan indie, padahal keduanya bukan parameter mutlak bagi status indie. Oleh karena itu, perlu ada pembelajaran bagi masyarakat agar mereka tidak latah terhadap istilah “indie”. Artinya publik patut memahami bahwa segala sesuatu yang independen belum tentu indie dan indie belum tentu independen (secara label). Asal mula kata independent menjadi indie bermula dari tabiat anak-anak muda Inggris yang suka memotong kata agar mempermudah pelafalan informal seperti; distribution menjadi distro, british menjadi brit, dsb. Di balik pemendekan kata independen itu kemudian terkandung sebuah definisi kontekstual indie yang menjadi basis pergerakan subkultural. Sehingga sejak masa itu tidak sembarang makna independen secara umum bisa diasosiasikan dengan indie. Namun hingga kini pun orang awam masih sering salah paham dengan menyamakan makna indie dalam wacana (2) dengan independen dalam wacana (1).

Namun seperti uraian di atas, dalam perkembangannya istilah indie mengalami perluasan makna akibat eksploitasi media massa yang menjadikannya rancu. Secara general, definisi indie di Indonesia cenderung dipublikasikan sebagai pola kerja mandiri semata. Padahal esensi indie bukan sekadar kemandiriannya saja, namun lebih kepada Roots-Character-Attitude (RCA) yang bertumpu pada resistensi terhadap mainstream. Sebagai contoh, The Smiths dan New Order dirilis oleh Warner Music namun reputasinya masih diakui sebagai band indie karena RCA mereka adalah indie. Bahkan secara internasional indie diakui sebagai genre. Itu artinya, ada sebuah konsensus global yang memahami indie dalam spesifikasi musik tertentu.Lalu bagaimana menentukan band itu indie atau bukan? Disinilah arti penting parameter RCA yang telah disebutkan tadi. Guna mendistribusikan rekaman indie, para scenester (aktivis musik) indie membangun jalur distribusi di luar sistem mainstream yang kemudian dikenal sebagai distro. Dengan demikian, indiepop sebenarnya menerapkan unsur-unsur budaya resistensi punk walaupun para pelakunya tidak berdandan ala punk. Keistimewaan indie terletak pada jaringan kerjanya. Indie tanpa networking akan menjadi benteng tanpa prajurit. Dalam relasinya indie cenderung lebih mengedepankan unsur humanis. Dukungan mutualisme semacam ini sebenarnya adalah warisan dari 3 dekade silam ketika indie label yang lebih besar memberi dukungan kepada indie label yang lebih kecil untuk berkembang lebih pesat tanpa mengawatirkan rivalitas pasar. Indie bergerak kepada orientasi pendengar yang segmentatif. Kalaupun akhirnya mendapat respon luas, itu dianggap senagai bonus saja. Faktor penentunya adalah sikap artis/band indie tersebut ketika mulai dikenal secara luas. Mereka harus lebih bijak dalam menjaga pakem agaR karakternya tidak terseret menjadi pasaran atau kacangan.

Bisa dibilang indie yang ideal adalah indie yang ekslusif. Parameter tersebut adalah RCA yang mengacu pada subkultur indiepop itu sendiri. Singkatnya indie adalah etos cutting edge, avant garde atau budaya kreatif yang menjadi alternatif dari pola-pola musik pada umumnya.

Seiring perkembangan corak musik, indiepop masa kini secara musikal memang tidak lagi sarat dengan punk. Namun etos punk masih dan akan selalu dianut olah para musisi indiepop di belahan dunia manapun. Dengan musik yang sangat catchy dan selling, sebenarnya banyak band indiepop yang berpeluang besar untuk menjadi artis jutaan kopi dengan menawarkan demo ke major label. Namun mereka tidak melakukan itu karena orientasi mereka bukan sekadar popularitas dan kemewahan, namun lebih kepada kepuasan personal dan idealisme dalam berkarya. Bahkan ada yang menolak tawaran manggung hanya karena skala pentas dan panggungnya terlalu besar.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Apakah emo itu?? by : Kiki Nafai

[Kiki Nafai .. Fighting Fingers]

Apakah emo itu??
by : Kiki Nafai

Akhir-akhir ini banyak terdengar istilah 'emo.' Musik emo, gaya pakaian emo, potongan rambut emo, bahkan gaya hidup emo.Tetapi......, apakah sebenarnya 'emo' itu? Apakah gaya berpakaian yang saat ini lagi panas-panas di kalangan anak muda itu?

Lebih Dekat Dengan Emo

Hampir serupa dengan punk dan rock, emo sekarang dikenal sebagai suatu keadaan emosional. Istilah emo sendiri dianggap sebagai sebuah budaya, kata itu adalah singkatan dari kata 'emotional' (emosional). Emo sendiri ternyata bukan hanya sebuah sikap, namun juga fashion yang terpengaruh dari musik emo (emocore).

menurut saya pribadi Emo adalah Aliran Musik......

Emocore adalah perpaduan dari hardcore dan musik punk yang sangat populer di Washington DC pada akhir era 80-an. Budaya emo akhirnya terus berkembang antara dekade 90-an hingga 2000-an hingga mencapai popularitasnya saat ini.

Pertengahan 80-an, istilah emo menggambarkan sub genre hardcore punk yang berakar dari musik Washington DC. Pada perkembangannya, istilah emocore yang merupakan kependekan dari emotional hardcore, akhirnya digunakan untuk menggambarkan penampilan band-band di Washington DC yang sangat emosional misalnya Rites of Spring, Embrace, atau Moss Icon.

Di pertengahan 90-an, istilah emo mulai merujuk pada genre indie yang mendapatkan pengaruh dari Fugazi yang dianggap sebagai emo first wave.

Band-band seperti Sunny Day Real Estate dan Texas is the Reason menunjukkan gaya emo indie rock yang lebih menunjukkan melodi mereka daripada kekacauannya.

Yang saat ini sedang populer adalah band-band seperti Fall Out Boy, My Chemical Romance, Panic at the Disco, dan Paramore yang juga disebut sebagai band emo walaupun gaya musik mereka memang cukup berbeda dengan band-band emo sebelumnya.

emo

Emo adalah Gaya Berpakaian

Namun emo sepertinya telah berkembang jauh melampaui dunia musik saja. Emo sekarang malah lebih sering dihubungkan dengan fashion daripada musik.

Istilah emo ini kadang kala langsung dirujuk pada jeans ketat yang dipakai cowok dan cewek juga, poni rambut yang panjang dan disisir ke satu sisi wajah dan menutupi salah satu atau malah kedua mata. Potongan rambutnya lurus, kaos ketat (biasanya berlengan pendek) bertuliskan nama-nama band emo, ikat pinggang berkepala besar, sepatu kanvas atau sepatu hitam yang sering kali nampak tua dan lusuh, dilengkapi dengan kaca mata berbingkai hitam tebal.Gaya berpakaian ini disebut dengan istilah fad.

emo itu penyampaian kata hati yang terluka,sakit,hancur,meski

kadang2 kita harus menelannya mentah2 emo pada dasarnya bukan sebuah music genre..
semua bisa jadi emo,sekaligus semua belum tentu bisa jadi emo..
kalo kita liat dari band sich ,band-band emo terbagi dalam beberapa tingkat,yaitu:
(spt nya dikit2 aja yah...males ngetiknya,kalo kamu emo pasti tau kok)
emo pure : spt :dashboard convensional
emo rock : spt : taking back sunday
emo punk : spt : aiden
emo core : spt : alesana(screamo)

jaman dahulu kala emo tuh sama dengan post-grunge kayak deftones (album lama)..
sekarang aja banyak yang post-hardore (sebenarnya perbedaannya tidaklah terlalu mendetail,cuma gimana cara band tersebut menyampaikan emosi nya tentang hati yang terluka it secar mendalam
)
ciri vocal band emo adalah pengungkapan feel lagunya kena banget..

anak2 emo hampir semua di indonesia sering menyalah artikan bahwa emo hanya sekadar style nya doang..

emo itu cinta,tapi cinta yang pahit,kelam,sakit,menderita,terluka dijiwa...

secara pribadi terus terang saya tidak mau mengaku kalau saya adalah emo..

tapi jika ditilik dari masa lalu,kejadian2 yang menimpa saya...
semua hal dalam kehidupan saya....
semua mulai membenci saya sebelum saya sadar kalau saya adalah seorang........ anj**G..!!!!

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

FROM US TO ALL


"FROM US TO ALL"
SKATEBOARDING CONTEST AND LIVE UNDERGROUNDTHALLO BANDS


TGL 13 JUNI 2009 JAM 3.00 SORE S/D MAMPUS

DI LAPANGAN BASKET UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BERSAMA :
KILL ARTISTS IN AMBULANCE (TONDANO)
THE ALMIGHTY HUMAN CARTOON (MANADO)
DE BANANA SPLIT (TONDANO)
REGATA (TONDANO)
EMERGENCY REVENGE (MANADO)
FIGHTING FINGER
MEDAL OF HORROR
THE PLUCK
ITENEPS
4WD VS JURAGAN
NOT PERFECT STORY
STENSIL PAMPER
MY SECOND MOM
1 MENIT 60 DETIK
THE WATAWATANGA
VIDEO GAME
NGERE AND THE BANANA
THE SOULMATE
BLACKNOT
POLAHI
HARD SYSTEM


THANKS TO:
LA LIGHTS
TELKOMSEL
GORONTALO SKATEBOARDING
MURDER SUICIDE

VISIT US @
http://www.gorontaloindie.com
Contact :
info[@]gorontaloindie.com


These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

PIZZA IN THE NIGHT

PIZZA IN THE NIGHT
Pizza In The Night - Tak usah pergi



Download (Indowebster)
Here

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

My Second MoM - Sisi Gelapnya (Acoustic)

My Second MoM - Sisi Gelapnya (Acoustic)
Play

Download My Second MoM - Sisi Gelapnya (Acoustic) from Indowebster
Here

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

For Me And UNDERGROUNDTHALO By. Bayu Djafar

Refleksi 10 tahun Undergrounntalo, suatu Artikel yang pernah gw baca di website Gorontaloindie.com yang dulunya masih gorontaloindie.co.cc dan belum rapung dan masih serba biasa2 saja buat seukuran webzine lokal indonesia, tapi sangat bagus buat kita yang tinggal didaerah yang punya fasilitas minim dan punya dana pas2an.

oke gw lupa, nama gw Bayu gw lahir 23 tahun yang lalu..peranan gw di Underground di gorontalo kayakya ga ada yang spesial, dan ga ada yang istimewa, mngkin dari ga ada ke istimewaan ini gw mau menjadi seorang yang istimewa di Scene lokal Undergroundthalo.Player di band Melodic Gorontalo, Frontman di Gorontalo Foundation, Mencoba menjadi contributor di www.gorontaloindie.com, mencoba membantu teman2 yang ingin dibantu adalah side project keseharian gw...Damn kayaknya ga penting dibahaz...

Underroundthalo mungkin sebuah plesetan yang keren buat kalangan anak2 Underground, gw ingat beberapa bulan yang lalu, gw punya teman di myspace yang mengomentari status myspace band gw yang disitu ditulis Band from Undergroundthalo yang mereka pikir itu nama sebuah plesetan biasa..Hmmm...saking penasarannya dia mengomentari di halamn myspace profile band gw, UNDERGROUNTHALO?? mang itu nama yang di plesetkan?? beberapa hari kemudian gw bales bro itu nama mewakili Underground dan juga mewakili sebuah nama daerah kita yang belum banyak orang tau nama daerah kita itu dimana??..beberapa lama kemudian dia ngebalas mang daerahnya dimana?? dan gw bales lagi, kita dari gorontalo bro.. waw setelah dari situ dia mengira bahwa daerah sekecil kita, dan ga semetropolitan daerah laen punya musik Underground/Indie yang cukup ga bisa dipandang sebelah mata...dan setelah beberap lama kemudian ahirnya dia bilang, kalian memunyai nama yang cukup keren buat kalangan underground, dengan tanpa harus memakai Underground daerahnya sendiri yang terkesan lebih individual, tapi cukup dengan mewaikili nama Underground dan juga mewakili nama belakang daerah kita...Hmmm...

Underground yang sekarang istilahnya lebih ke Indie secara general yang dulunya lebih dikenal dengan Underground tapi sekarang lebih banyak band memakai istilah Indie, karna pengunaan kata lebih sederhana dan lebih enak didengar, dengan mewakili kata bebas, bebas dalam bermusik, bebas untuk melakukan keratifitas tanpa ada pengekangan.dan bebas dalam hal yang positif.

scene musik Undergroundthalo, disini gw liat banyak band2 indie yang bagus, dan kreatif, tapi masih malu untuk mempromosikan kekreatiftasnya itu, dengan mempunyai lagu yang bagus, tapi masih kurang pede untuk meperdengarkan ke orang2 banyak...setelah melihat begitu bnyaknya tawaran membuat sebuah event di gorontalo, gw bisa lihat ternyata digorontalo mempunyai segudang band2 kreatif tetapi masih kurang ter ekspos didaerahnya sendiri, dengan modal friendship,dan kebersamaan, mungkin disini kita bisa bangun sebuah scene yang besar, dan di penuhi orang2 kreatif, sampe ke generasi kita berikut.

ITS TIME TO BREAK ITS TIME TO CHANGE COMPILATION, OLD SONG REPACKAGE EP, FOR YOU PERSIGO COMPILATION, INDIES TOTAL WAR, FROM US TO ALL (Prepare), dan Event2 musik Undergound laen yang rutin diadain setiap bulannya adalah hasil kerja keras dari anak2 indie Undergroundthalo yang mungkin ga bisa di pandang sebelah mata oleh orang2 kebanyakan. dengan modal yang pas2an, dengan budget event yang kurang, bisa kita tangani dengan baik, modal pertemanan dan kebersamaan, dan saling bantu adalah kunci kita bisa lebih strungle, dan lebih tetap survive di scene ini, mungkin disini kita mempunyai filosofi yang brbeda dari kebnyakan orang atau genre2 laen yang keluar dari jalur kita atau lebih dikenal sebagai Counter Culture (Budaya Perlawanan).

setelah hampir 12 tahun pergerakan indie Undergoudthalo gw mellihat banyak angka sangat signifikan naek dari beberapa regenersi undergroudthalo, yang dulunya masih ngebawain lagu orang, dan sekarang banyak band yang lebih pede ngebawain lagu sendiri, bahkan sampe bisa memproduksi Mini Album Sendiri. look a Movement....

gw mewakili all Undergroudthalo menulis artikel ini, buat semua orang yang telah mendedikasikan keseharianya dengan membuat suatu yang beda, baik itu di bandnya sendiri atau di setiap pergerakan indie. (indie dalam bentuk luas). dan ingin membuka pemikiran kepada orang banyak bahwa musik Underground/Indie itu bukanlah musik yang menyesatkan, atau musik yang dibilang sebagai musik ekstreem. sebaliknya musik Underground/Indie adalah sebuah genre dimana dipenuhi oleh orang2 yang kreatif, dan punya pemikiran maju.

Go Undergroundthalo.....

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati